Sediakan ruang tidur untukku malam ini
Kembali, di tepi cadas lantai atas, bangunan tua, pojokan baca dan lalat-lalat hijau bermain pada kepala
Tinggal sajak yang hinggap, dan kau tak mengunci pintu, biarkannya tetap terbuka serta bias cahaya memancar masuk lewat sela-selanya
Sandaranku dan punggung yang linu di dinding-dinding yang memagut melesu
Kantung mataku berlemak, hitam seperti bola mata anak-anak panda yang bermain kecapi di bambu-bambu belantara
Sirami wajahku dengan secawan anggur keabadian yang kau buru di gua-gua ratapan
Ku kibarkan putih bendera, kau kan serah
Aku menyerah
—Hanung Prabowo—