IAIN Manado, ICNews – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) bersama PS3M (Pusat Studi Masyarakat Muslim Minahasa) yang bekerja sama menyelenggarakan Dialog Publik bertemakan Multikulturalisme dan Identitas Agama bertempat di Aula Rektorat IAIN Manado Pukul 10.00 Wita sampai selesai, Rabu (7/08/19).
Tidak henti-hentinya mendatangkan pembicara pembicara yang luar biasa ke ranah kampus islam yang mempunyai visi dan misi besar tentang multikultural beberapa pekan lalu Kampus Islam yang berdiri di Negeri 1000 Gereja ini telah didtangi oleh rabbi yang menjelaskan tentang beberpa kemiripan antar agama islam dan yahudi serta mengajak agar tidak ada lagi anti anti agama yang pada akhirnya akan berujung pada perpecahan, kemudian pekan ini seorang Profesor yang merupakan Kepala Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora King Fahd University Of Petroleum and Mineral Arab Saudi, yaitu Prof. Sumanto Al-Qurtuby,Ph.D didatangkan untuk menjadi narasumber pada dialog publik tersebut. beliau menjelaskan sikap multikulturalisme dengan meberi contoh langsung cara bersikap multikulturalisme di beberapa negara yang lebih dispesifikasikan ke wilayah Eropa dan Arab.
Dialog Publik ini merupakan cerminan aura Multikulturalisme yang sebenarnya, bagaimana tidak ? peserta yang hadir pada dialog tersebut bukan hanya dari Masyarakat Lingkungan IAIN Manado, tetapi juga masyarakat Non Muslim dari daerah Minahasa juga turut ikut dengan antusias bahkan sampai melontarkan beberapa pertanyaan kepada narasumber, dari pihak pemuka pemuka agama pun turut hadir dan memberikan beberapa pandangannya terkait identitas, agama dan multikultural.
“IAIN Manado mempunyai visi dan misi besar terkait multikultural oleh karena itu kita juga harus bisa membuka dan mencerminkan hal-hal yang berunsur multikutural kedalam kampus dengan signifkan melalui hal-hal seperti ini” Ujar Rekotr IAIN Manado.
Begitu besar harapan Pimpinan Kampus Hijau agar terciptanya masyarakat yang multikultural dan saling menerima dalam perbedaan agar tidak ada lagi alergi terhadap agama agama yang nantinya akan memicu ketidak harmonisan hubungan antar masyrakat yang ada di Sulawesi Utara Khususnya.
“Dialog ini sangat asyik dan sangat bermanfaat karena menambah wawasan kita sebagai mahasiswa tentang multikulturaisme, apa lagi selama diskusi selalu diselipkan dengan beberapa candaan yang wooow ” Ujar salah satu Mahasiswa yang hadir pada kegiatan tersebut.
Semoga IAIN Manado melalui lembaga penelitian maupun lembaga kemahasiswaan yang ada didalamnya dapat selalu mendatangkan orang-orang intelektual lainnya untuk menjadi narasumber/pembicara pada kesempatan lainnya, agar dapat selalu menambah serta membuka cakrawala mahasiswa kampus hijau lebih luas lagi dan tidak akan ada lagi walaupun hanya segelintir orang saja yang hanya terpaku dalam satu konsep ajaran dari satu pemikiran yang selalu berorientasi kepada munculnya sifat Intoleran. (Jhyza)